Bahwa Terdakwa Taufik Rahmat bin Albian bersama – sama dengan Saksi Evendi Yusuf bin Jarkasi (dilakukan penuntutan terpisah) dan sdr. Sadar (DPO) pada hari Jumat tanggal 16 Februari 2024 sekira pukul 13.00 WITA atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam Februari  2024 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada tahun 2024, bertempat di Desa Libur Dinding Kecamatan Muara Samu Kabupaten Paser Kalimantan Timur, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tanah Grogot yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan  “yang melakukan, menyuruh lakukan dan turut serta melakukan  perbuatan orang perseorangan dengan sengaja mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan kayu yang tidak dilengkapi secara bersama surat keterangan sahnya hasil hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf e” yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:---------

• Bermula pada bulan Januari 2024 Taufik Rahmat bin Albian menghubungi sdr. Juhriansyah (DPO) yang mengaku memiliki lahan kayu di Desa Libur Dinding Kecamatan Muara Samu untuk meminta izin melakukan penebangan pohon di lahan milik sdr. Juhriansyah tersebut lalu Terdakwa dan sdr. Juhriansyah menyepakati bahwa sdr. Juhriansyah memberikan izin kepada Terdakwa untuk menebang di lahan milik sdr. Juhriansyah dengan ketentuan Terdakwa membayar uang fee kepada sdr. Juhriansyah sebesar Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) per satu kubik.
• Selanjutnya Terdakwa mendatangi lahan milik sdr. Juhriansyah dengan membawa  satu unit mesin pemotong kayu merk stel warna Merah Putih milik Terdakwa sendiri dan melakukan penebangan sekira dari pertengahan bulan Januari tahun 2024 sampai dengan bulan Februari 2024 dengan jumlah sekira 50 (lima puluh) pohon yang telah ditebang dengan jumlah 128 batang kayu lalu Terdakwa menumpuk kayu tersebut di Simpang Gelugur Desa Libur Dinding Kecamatan Muara Samu Kabupaten Paser Kalimantan Timur.
• Kemudian pada hari Kamis, Tanggal 15 Februari 2024 sekira pukul 14.00 WITA Terdakwa menghubungi sdr. Sadar (DPO) melalui telepon untuk menyewa 1 (satu) unit Dump Truck  merk Mitshubishi No Pol KT 8159 MU Wama Kuning untuk mengangkut 128 batang kayu tersebut ke Muara Uya Kalimantan Selatan dan sdr. Sadar menyepakati melakukan pengangkutan kayu menggunakan truck miliknya pada malam hari sekira pukul 21.00 WITA bersama dengan saksi Evendi Yusuf bin Jarkasi dengan harga sewa  Rp12.000.000.- (dua belas juta rupiah) untuk satu kali perjalanan ke Kecamatan Muara Uya Kalimantan Selatan, selanjutnya pada sekira pukul 14.30 WITA Terdakwa menghubungi sdr. Juhriansyah untuk melakukan pembayaran Fee kayu sebesar Rp 700.000.- (tujuh ratus ribu rupiah).
• Bahwa pada hari Kamis Tanggal 15 Februari 2024 sekira pukul 22.00 WITA saksi Evendi Yusuf bin Jarkasi bersama-sama dengan saksi Abransyah dengan membawa Dump Truck KT 8159 MU Warna kuning milik sdr. Sadar menemui terdakwa, selanjutnya Terdakwa bersama – sama dengan saksi Evendi Yusuf dan saksi Abransyah memasukan/memuat 128 batang kayu yang ditumpuk di Simpang Gelugur Desa Libur Dinding ke dalam Dump Truck selanjutnya setelah selesai memuat kayu, Terdakwa memberikan upah memuat kayu kepada saksi Evendi Yusuf, selanjutnya Terdakwa, saksi Evendi Yusuf dan saksi Abransyah pulang ke tempat masing – masing.
• Bahwa pada hari Jumat tanggal 16 Februari 2024 sekira pukul 11.00 WITA, saksi Evendi Yusuf yang mengemudikan 1 (satu) unit Dump Truck  merk Mitshubishi No Pol KT 8159 MU Wama Kuning dengan membawa 128 batang kayu ditemani saksi Abransyah pergi  menuju ke Desa Biu untuk menjemput sdr. Sadar lalu sekitar pukul  13.00 WITA ketika melintas di Jalan Provinsi Desa Biu Kecamatan Muara Samu Kabupaten Paser Kalimantan Timur, mobil dump truck yang dikemudikan saksi Evendi Yusuf diamankan oleh petugas kepolisian yang menanyakan tentang dokumen pengangkutan kayu yang dibawa dalam dump truck tersebut, namun saksi Evendi Yusuf  tidak dapat menujukkan dokumen selanjutnya petugas kepolisian menanyakan kepemilikan kayu tersebut dan saksi Evendi Yusuf menerangkan bahwa kayu tersebut milik Terdakwa, selanjutnya saksi Evendi Yusuf, saksi Abransyah, Terdakwa dan barang bukti dibawa ke Polres Paser untuk proses hukum lebih lanjut.
• Bahwa berdasarkan Berita Acara Pengukuran Barang Bukti Kayu didapati 128 (seratus dua puluh delapan) batang kayu dengan rincian volume:

• Bahwa berdasarkan Peta Lokasi Pengambilan Kayu di Kawasan Hutan Produksi Wilayah Kerja KPHP Kendilo dan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.6628 / MENLHK-PKTL / KUH / PLA.2 / 10 / 2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur kayu tersebut sebelumnya diambil di areal Hutan yang ada diwilayah Desa Libur Dinding Kec. Muara Samu Kab. Paser Prov Kaltim di titik lokasi dengan koordinat : 115°54’14”E , -2 ° 5’6”S dan diketahui lokasi pengambilan kayu tersebut masuk di Kawasan Hutan Produksi.
• Bahwa berdasarkan Perhitungan Kerugian Negara atas Barang Bukti Dugaan Tindak Pidana Polres Paser tanggal 08 Maret 2024 yang dibuat dan dihitung oleh BANBANG SUSENO, S.P., M.LING dengan kesimpulan kerugian Negara sebagai berikut:

• Bahwa Terdakwa dalam mengangkut, menguasai, atau memiliki kayu jenis SUNGKAI dan LABAN sebagaimana hasil sitaan dari penyidik tidak dapat menunjukkan dan tidak dilengkapi dengan Dokumen angkutan Hasil Hutan Kayu berupa Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan Kayu (SKSHHK) Permen LHK Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan Di Hutan Lindung Dan Hutan Produksi.

---------- Perbuatan Terdakwa Taufik Rahmat bin Albain tersebut  sebagaimana  diatur dan  diancam  pidana dalam Pasal 37 Angka 13 Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perpu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang sebagaimana Perubahan atas Pasal 83 Ayat (1) Huruf b Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Junto Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP.